Kompas - Doa Yang Terapung
Rp95.000
KMS0068
Buku Kompas - Doa Yang Terapung
“Tangannya yang basah dan licin oleh sabun ikut tertegun. Ia mengenali kain dalam remasannya: batik tulis sekar jagad yang dia bikin hampir empat tahun lalu. .… Punya siapa? Ia tak pernah sengaja menghafalkan baju-baju milik pelanggan yang dia cuci dan setrika.” —Opera Sekar Jagad
“Setelah sholat tahajud, Gus Dar merasa mendapat pesan yang sudah lama ditunggu: kau akan mati pada saat berziarah di salah satu makam wali.” —Ziarah Terakhir Gus Dar (Triyanto Triwikromo)
Menampilkan 23 cerpen Kompas sepanjang 2018 dalam buku ini seperti membaca keberagaman lanskap budaya dengan latar belakang ranah kultural berbeda. Keberagaman lanskap budaya inilah yang ikut mewarnai cerpen Kompas dari masa ke masa. Selain itu, dalam setiap cerpen terkandung getaran moralitas, apabila disimak secara sadar dan terbuka akan memberikan nutrisi berarti tentang pentingnya kembali menjadi manusia; pentingnya menyayangi sesama, serta kearifan lokal dan alam.
Buku ini sangat cocok dibaca di waktu kosong. Selain dapat memberikan hiburan buku ini juga akan memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa lanskap budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sangat lah besar dan beragam. Buku yang berisi cerpen pilihan dari Kompas ini merupakan buku yang wajib dimiliki oleh anda untuk menjadi koleksi dan bahan bacaan di rumah. Cerita di dalam buku ini adalah Cerita-cerita termutakhir yang berasal dari para penulis cerpen Indonesia. Tak satupun ceritanya yang tidak memiliki daya gugah nan mencengkram hingga akhir. Wajib dibaca.
Harga 95.000
Judul: Doa Yang Terapung
Penulis: Kompas
Penerbit: Kompas
Tahun Terbit: 2019
Halaman: 214 hlm.
Kategori: Kumcer
Kelas: Sastra
ISBN:
Buku Kompas - Doa Yang Terapung
“Tangannya yang basah dan licin oleh sabun ikut tertegun. Ia mengenali kain dalam remasannya: batik tulis sekar jagad yang dia bikin hampir empat tahun lalu. .… Punya siapa? Ia tak pernah sengaja menghafalkan baju-baju milik pelanggan yang dia cuci dan setrika.” —Opera Sekar Jagad
“Setelah sholat tahajud, Gus Dar merasa mendapat pesan yang sudah lama ditunggu: kau akan mati pada saat berziarah di salah satu makam wali.” —Ziarah Terakhir Gus Dar (Triyanto Triwikromo)
Menampilkan 23 cerpen Kompas sepanjang 2018 dalam buku ini seperti membaca keberagaman lanskap budaya dengan latar belakang ranah kultural berbeda. Keberagaman lanskap budaya inilah yang ikut mewarnai cerpen Kompas dari masa ke masa. Selain itu, dalam setiap cerpen terkandung getaran moralitas, apabila disimak secara sadar dan terbuka akan memberikan nutrisi berarti tentang pentingnya kembali menjadi manusia; pentingnya menyayangi sesama, serta kearifan lokal dan alam.
Buku ini sangat cocok dibaca di waktu kosong. Selain dapat memberikan hiburan buku ini juga akan memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa lanskap budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sangat lah besar dan beragam. Buku yang berisi cerpen pilihan dari Kompas ini merupakan buku yang wajib dimiliki oleh anda untuk menjadi koleksi dan bahan bacaan di rumah. Cerita di dalam buku ini adalah Cerita-cerita termutakhir yang berasal dari para penulis cerpen Indonesia. Tak satupun ceritanya yang tidak memiliki daya gugah nan mencengkram hingga akhir. Wajib dibaca.
Harga 95.000
Judul: Doa Yang Terapung
Penulis: Kompas
Penerbit: Kompas
Tahun Terbit: 2019
Halaman: 214 hlm.
Kategori: Kumcer
Kelas: Sastra
ISBN: