Budiawan - Dari Desain Kebaya Hingga Masyarakat Adat Raja Ampat
Rp150.000
OBK0130
Buku Budiawan - Dari Desain Kebaya Hingga Masyarakat Adat Raja Ampat
Dalam membahas isu-isu lokal dalam kaitannya dengan yang global, sejumlah makalah di dalam buku ini mewarisi tradisi berpikir yang melihat bahwa yang global itu sama dengan imperial. Dalam konteks inilah globalisasi dipahami sebagai imperialisme, dalam arti arus pengaruh satu arah dari “pusat” (yang mungkin masih dibayangkan bersifat tunggal) ke “pinggiran-pinggiran”. Ini berarti, yang di “pinggiran” atau lokal itu dibayangkan merupakan “agen-agen” pasif dalam keterpaparannya dengan yang “global”. Akan tetapi karena pertautan dengan yang global merupakan sesuatu yang tak terelakkan, maka perspektif yang menyamakan globalisasi dengan imperialisme itu cenderung terjebak ke dalam pandangan-pandangan yang romantis-normatif: bahwa dahulu–sebuah dimensi waktu yang cenderung tidak diberi keterangan secara partikular–kesenian ini tidak seperti ini, mengapa sekarang begini, mengapa jadi seperti ini, bukankah seharusnya bla… bla… bla…, dan seterusnya. Pandangan semacam ini bukannya tidak bermanfaat. Minimal, pandangan semacam ini merupakan pengingat akan apa yang dianggap “tradisi”, suatu “noktah” dari mana suatu budaya mestinya bergerak, meskipun terkadang “tradisi”, itu adalah sesuatu yang ditemu-ciptakan dalam konteks ruang dan waktu yang mungkin belum lama berlalu.
Harga 150.000
Judul: Dari Desain Kebaya Hingga Masyarakat Adat Raja Ampat
Editor: Budiawan, I Ketut Ardhana
Penerbit: Ombak
Tahun Terbit: 2019
Halaman: 398 hlm.
Kategori: Studi
Kelas: Budaya
ISBN:
Buku Budiawan - Dari Desain Kebaya Hingga Masyarakat Adat Raja Ampat
Dalam membahas isu-isu lokal dalam kaitannya dengan yang global, sejumlah makalah di dalam buku ini mewarisi tradisi berpikir yang melihat bahwa yang global itu sama dengan imperial. Dalam konteks inilah globalisasi dipahami sebagai imperialisme, dalam arti arus pengaruh satu arah dari “pusat” (yang mungkin masih dibayangkan bersifat tunggal) ke “pinggiran-pinggiran”. Ini berarti, yang di “pinggiran” atau lokal itu dibayangkan merupakan “agen-agen” pasif dalam keterpaparannya dengan yang “global”. Akan tetapi karena pertautan dengan yang global merupakan sesuatu yang tak terelakkan, maka perspektif yang menyamakan globalisasi dengan imperialisme itu cenderung terjebak ke dalam pandangan-pandangan yang romantis-normatif: bahwa dahulu–sebuah dimensi waktu yang cenderung tidak diberi keterangan secara partikular–kesenian ini tidak seperti ini, mengapa sekarang begini, mengapa jadi seperti ini, bukankah seharusnya bla… bla… bla…, dan seterusnya. Pandangan semacam ini bukannya tidak bermanfaat. Minimal, pandangan semacam ini merupakan pengingat akan apa yang dianggap “tradisi”, suatu “noktah” dari mana suatu budaya mestinya bergerak, meskipun terkadang “tradisi”, itu adalah sesuatu yang ditemu-ciptakan dalam konteks ruang dan waktu yang mungkin belum lama berlalu.
Harga 150.000
Judul: Dari Desain Kebaya Hingga Masyarakat Adat Raja Ampat
Editor: Budiawan, I Ketut Ardhana
Penerbit: Ombak
Tahun Terbit: 2019
Halaman: 398 hlm.
Kategori: Studi
Kelas: Budaya
ISBN: