Dorothea Rosa Herliany, dkk. - Gunung Bencana Dan Mitos Di Nusantara
Rp70.000
OBK0112
Buku Dorothea Rosa Herliany, dkk. - Gunung Bencana Dan Mitos Di Nusantara
Sebagian penduduk Indonesia hidup di atas cincin api yang paling aktif di dunia. Cincin api ini di daratan akan membentuk gunung berapi. Dalam sepuluh tahun terakhir letusan gunung berapi di Nusantara dapat dilihat daya rusaknya. Sewaktu-waktu gunung berapi ini bisa memuntahkan magma. Tidak kurang terdapat seratus dua puluh tujuh gunung berapi yang masih aktif di jalur berapi Nusantara. Di atas jalur berapi ini merentang mulai Danau Toba di Sumatera Utara menyambung di hampir daratan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku hingga Ambon, Seram.
Letusan gunung api bisa menimbulkan bencana tidak hanya lingkungan sekitar gunung, tetapi bisa mencapai masyarakat lintas benua. Letusan dalam kategori kolosal dan superkolosal pada Gunung Tambora dan Toba berakibat pada hilangnya kerajaan serta berpengaruh pada proses evolusi. Sementara dampak lintas benua berupa anomali alam di luar kendali manusia sehingga dalam waktu tiga tahun langit gelap dan selama dua tahun tak ada musim panas di Eropa. Akibatnya, panen gagal dan kelaparan merajalela di Eropa.
Pada saat yang bersamaan letusan gunung berapi memberi manfaat bagi manusia. Dari perut bumi keluar berbagai materi yang dibutuhkan tanah untuk menyuburkan tanaman. Material lain dari gunung juga berguna bagi kegiatan bercocok tanam dalam waktu yang lama. Juga persediaan bahan bangunan yang melimpah.
Dalam perjalanan peradaban di nusantara hubungan gunung dan manusia ini menempati posisi yang istimewa. Hampir semua puak peradaban di nusantara memiliki penghormatan kepada gunung ini. Penghormatan ini bisa berbagai macam maknanya. Bisa berarti ungkapan rasa takut, ucapan terima kasih, atau pemujaan karena menganggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Pelbagai bentuk penghormatan ini bisa dalam wujud kesenian, ritual, candi, batuan menhir, mitos, hikayat, nyanyian rakyat, dan legenda. Wujud ekspresi ini menunjukkan betapa gunung menjadi bagian yang tak terpisah dari proses spiritual bagi bentuk peradaban di Nusantara. Pada beberapa puak di Nusantara gunung tak ubahnya sebagai pusat di mana titik spiritual itu berada.
Harga 70.000
Judul: Gunung Bencana Dan Mitos Di Nusantara
Editor: Dorothea Rosa Herliany, dkk.
Penerbit: Ombak
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 224 hlm.
Kategori: Studi
Kelas: Sejarah
ISBN:
Buku Dorothea Rosa Herliany, dkk. - Gunung Bencana Dan Mitos Di Nusantara
Sebagian penduduk Indonesia hidup di atas cincin api yang paling aktif di dunia. Cincin api ini di daratan akan membentuk gunung berapi. Dalam sepuluh tahun terakhir letusan gunung berapi di Nusantara dapat dilihat daya rusaknya. Sewaktu-waktu gunung berapi ini bisa memuntahkan magma. Tidak kurang terdapat seratus dua puluh tujuh gunung berapi yang masih aktif di jalur berapi Nusantara. Di atas jalur berapi ini merentang mulai Danau Toba di Sumatera Utara menyambung di hampir daratan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku hingga Ambon, Seram.
Letusan gunung api bisa menimbulkan bencana tidak hanya lingkungan sekitar gunung, tetapi bisa mencapai masyarakat lintas benua. Letusan dalam kategori kolosal dan superkolosal pada Gunung Tambora dan Toba berakibat pada hilangnya kerajaan serta berpengaruh pada proses evolusi. Sementara dampak lintas benua berupa anomali alam di luar kendali manusia sehingga dalam waktu tiga tahun langit gelap dan selama dua tahun tak ada musim panas di Eropa. Akibatnya, panen gagal dan kelaparan merajalela di Eropa.
Pada saat yang bersamaan letusan gunung berapi memberi manfaat bagi manusia. Dari perut bumi keluar berbagai materi yang dibutuhkan tanah untuk menyuburkan tanaman. Material lain dari gunung juga berguna bagi kegiatan bercocok tanam dalam waktu yang lama. Juga persediaan bahan bangunan yang melimpah.
Dalam perjalanan peradaban di nusantara hubungan gunung dan manusia ini menempati posisi yang istimewa. Hampir semua puak peradaban di nusantara memiliki penghormatan kepada gunung ini. Penghormatan ini bisa berbagai macam maknanya. Bisa berarti ungkapan rasa takut, ucapan terima kasih, atau pemujaan karena menganggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Pelbagai bentuk penghormatan ini bisa dalam wujud kesenian, ritual, candi, batuan menhir, mitos, hikayat, nyanyian rakyat, dan legenda. Wujud ekspresi ini menunjukkan betapa gunung menjadi bagian yang tak terpisah dari proses spiritual bagi bentuk peradaban di Nusantara. Pada beberapa puak di Nusantara gunung tak ubahnya sebagai pusat di mana titik spiritual itu berada.
Harga 70.000
Judul: Gunung Bencana Dan Mitos Di Nusantara
Editor: Dorothea Rosa Herliany, dkk.
Penerbit: Ombak
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 224 hlm.
Kategori: Studi
Kelas: Sejarah
ISBN: