H.H. Ong - Aku Dalam Pusaran Sejarah Negeriku
Rp65.000
ULS0014
Buku H.H. Ong - Aku Dalam Pusaran Sejarah Negeriku
Satu-satunya partai yang “dikhawatirkan” oleh Amerika karena akan berhasil membentuk pemerintahan yang kuat adalah PKI. Oleh karena itu pagi-pagi CIA sudah berupaya membasmi PKI. Untuk mencapai tujuan ini, digunakan antek-anteknya yang ditanam di kalangan AD. Amerika tahu bahwa tidak ada kekuatan lain yang lebih baik dari si Baju Hijau untuk membasmi PKI. Buktinya, 1948 Hatta mengira telah berhasil membasmi PKI, tetapi tahun 1955 PKI muncul dengan raihan suara terbesar keempat.
Bung Karno menaruh simpati pada PKI sebagai partai yang memiliki organisasi terbaik dan dipimpin oleh tokoh-tokoh muda yang aktif, giat, dan tidak korup. Konsep Aidit didukung sepenuhnya oleh Bung Karno. Aliansi ini membangkitkan reaksi yang hebat di kalangan perwira yang pro-Amerika dan anti-PKI. Oleh karena konsep Aidit terang ditujukan pada campur tangan Amerika, reaksi pun datang dari pihak sana. Tidak sulit dimengerti kalau agen-agen CIA memperalat perwira-perwira anti-PKI itu untuk menghantam PKI. Pendukung PKI adalah rakyat jelata, kaum proletar, buruh, tani, borjuis kecil, dan intelektual kiri. Jumlahnya makin besar karena bertambah banyak yang yakin bahwa hanya revolusi sosial di bawah pimpinan PKI yang bisa mengakhiri sistem neokolonialisme-kapitalisme dan mewujudkan sosialisme. Kaum neokolonialis memperalat kaum elite, maka jelas bahwa elite yang korup akan berhadapan dengan PKI.
Pembunuhan terhadap orang-orang komunis dan yang dianggap komunis, yang dilakukan setelah 1 Oktober 1965 oleh Soeharto dan kawan-kawannya yang dilatih di Seskoad seperti Sarwo Edhi dan Kemal Idris (tentu saja dengan instruktur dari Amerika), adalah pembunuhan yang terdahsyat dan terbuas dibanding dengan yang pernah terjadi dalam sejarah dunia.
Tindakan yang diambil Soeharto setelah peristiwa 1 Oktober – coup oleh perwira-perwira terhadap pimpinan AD – jelas bukan tindakan yang spontan, tetapi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam blue print di muka. Military take over yang blue printnya dirancang oleh Guy Pauker, diwujudkan setindak demi setindak. Tidak dilaksanakan segera dan tiba-tiba di bulan Oktober karena Soeharto mengetahui masih banyak perwira, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang pro Bung Karno.
Harga 65.000
Judul: Aku Dalam Pusaran Sejarah Negeriku
Penulis: H.H. Ong
Penerbit: Ultimus
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 290 hlm.
Kategori: Studi
Kelas: Sejarah
ISBN:
Buku H.H. Ong - Aku Dalam Pusaran Sejarah Negeriku
Satu-satunya partai yang “dikhawatirkan” oleh Amerika karena akan berhasil membentuk pemerintahan yang kuat adalah PKI. Oleh karena itu pagi-pagi CIA sudah berupaya membasmi PKI. Untuk mencapai tujuan ini, digunakan antek-anteknya yang ditanam di kalangan AD. Amerika tahu bahwa tidak ada kekuatan lain yang lebih baik dari si Baju Hijau untuk membasmi PKI. Buktinya, 1948 Hatta mengira telah berhasil membasmi PKI, tetapi tahun 1955 PKI muncul dengan raihan suara terbesar keempat.
Bung Karno menaruh simpati pada PKI sebagai partai yang memiliki organisasi terbaik dan dipimpin oleh tokoh-tokoh muda yang aktif, giat, dan tidak korup. Konsep Aidit didukung sepenuhnya oleh Bung Karno. Aliansi ini membangkitkan reaksi yang hebat di kalangan perwira yang pro-Amerika dan anti-PKI. Oleh karena konsep Aidit terang ditujukan pada campur tangan Amerika, reaksi pun datang dari pihak sana. Tidak sulit dimengerti kalau agen-agen CIA memperalat perwira-perwira anti-PKI itu untuk menghantam PKI. Pendukung PKI adalah rakyat jelata, kaum proletar, buruh, tani, borjuis kecil, dan intelektual kiri. Jumlahnya makin besar karena bertambah banyak yang yakin bahwa hanya revolusi sosial di bawah pimpinan PKI yang bisa mengakhiri sistem neokolonialisme-kapitalisme dan mewujudkan sosialisme. Kaum neokolonialis memperalat kaum elite, maka jelas bahwa elite yang korup akan berhadapan dengan PKI.
Pembunuhan terhadap orang-orang komunis dan yang dianggap komunis, yang dilakukan setelah 1 Oktober 1965 oleh Soeharto dan kawan-kawannya yang dilatih di Seskoad seperti Sarwo Edhi dan Kemal Idris (tentu saja dengan instruktur dari Amerika), adalah pembunuhan yang terdahsyat dan terbuas dibanding dengan yang pernah terjadi dalam sejarah dunia.
Tindakan yang diambil Soeharto setelah peristiwa 1 Oktober – coup oleh perwira-perwira terhadap pimpinan AD – jelas bukan tindakan yang spontan, tetapi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam blue print di muka. Military take over yang blue printnya dirancang oleh Guy Pauker, diwujudkan setindak demi setindak. Tidak dilaksanakan segera dan tiba-tiba di bulan Oktober karena Soeharto mengetahui masih banyak perwira, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang pro Bung Karno.
Harga 65.000
Judul: Aku Dalam Pusaran Sejarah Negeriku
Penulis: H.H. Ong
Penerbit: Ultimus
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 290 hlm.
Kategori: Studi
Kelas: Sejarah
ISBN: