Mohammad Zaim - Secangkir Teh Dan Sepotong Ketupat
Rp69.000
QNA0021
Buku Mohammad Zaim - Secangkir Teh Dan Sepotong Ketupat
Awalnya kehidupanku berjalan begitu saja tanpa arah tujuan yang pasti. Dengan rutinitas keseharian yang menjenuhkan, hidup berdasarkan syariat Islam tanpa kuresapi dengan bersungguh-sungguh. Aku pun berpikir, untuk apa semuanya itu? Kalau kita tak pernah mengetahui kebenaran, kalau bukan dari kita sendiri yang mencari kebenaran itu dengan hati tulus dan ikhlas. Ada apa sebenarnya dengan keadaan ini? *** Sepotong ketupat dan secangkir teh adalah ungkapan terdalamku, bagaimana Islam yang bernafaskan Indonesia telah membesarkanku dan Zen yang mempertemukanku kembali dengan Islam yang pernah kuragukan dan kupertanyakan kebenarannya. Selama memelajari Zen dan 5 tahun menjadi bhiksu di Plum Village, akhirnya aku menemukan hanya Islamlah satu-satunya agama yang dapat meluruhkan semua keraguanku.
“Aku hanya mendengarkan suara hatiku yang sebenarnya aku sendiri takbegitu yakin apakah benar itu suara hati atau hanya bentuk kegelisahan besar yang melandaku,” (hal. 127).
Sebagian besar di antara kita sering mendengar suara hati kita yang seringkali hanya sayup-sayup. Hanya mereka yang tak kenal lelah terus mencari kesejatian diri akan berani mengikuti suara hatinya.
––BrigittaIsworoLaksmi, WartawanKompas
Harga 69.000
Judul: Secangkir Teh Dan Sepotong Ketupat
Penulis: Mohammad Zaim
Penerbit: Qanita
Tahun Terbit: 2017
Halaman: 368 hlm.
Kategori: Biografi
Kelas: Sosial
ISBN:
Buku Mohammad Zaim - Secangkir Teh Dan Sepotong Ketupat
Awalnya kehidupanku berjalan begitu saja tanpa arah tujuan yang pasti. Dengan rutinitas keseharian yang menjenuhkan, hidup berdasarkan syariat Islam tanpa kuresapi dengan bersungguh-sungguh. Aku pun berpikir, untuk apa semuanya itu? Kalau kita tak pernah mengetahui kebenaran, kalau bukan dari kita sendiri yang mencari kebenaran itu dengan hati tulus dan ikhlas. Ada apa sebenarnya dengan keadaan ini? *** Sepotong ketupat dan secangkir teh adalah ungkapan terdalamku, bagaimana Islam yang bernafaskan Indonesia telah membesarkanku dan Zen yang mempertemukanku kembali dengan Islam yang pernah kuragukan dan kupertanyakan kebenarannya. Selama memelajari Zen dan 5 tahun menjadi bhiksu di Plum Village, akhirnya aku menemukan hanya Islamlah satu-satunya agama yang dapat meluruhkan semua keraguanku.
“Aku hanya mendengarkan suara hatiku yang sebenarnya aku sendiri takbegitu yakin apakah benar itu suara hati atau hanya bentuk kegelisahan besar yang melandaku,” (hal. 127).
Sebagian besar di antara kita sering mendengar suara hati kita yang seringkali hanya sayup-sayup. Hanya mereka yang tak kenal lelah terus mencari kesejatian diri akan berani mengikuti suara hatinya.
––BrigittaIsworoLaksmi, WartawanKompas
Harga 69.000
Judul: Secangkir Teh Dan Sepotong Ketupat
Penulis: Mohammad Zaim
Penerbit: Qanita
Tahun Terbit: 2017
Halaman: 368 hlm.
Kategori: Biografi
Kelas: Sosial
ISBN: