Destriyadi Imam Nuryaddin - Islam Datang Perempuan Pulang
Rp45.000
BSI0437
Buku Destriyadi Imam Nuryaddin - Islam Datang Perempuan Pulang
lalu mereka yang terkapar
pahlawankah jadinya
yang ditinggal begitu saja
darah-darah mereka bersaut
berperang dengan nasib
“setia hamba setia berbalas,
setia tuanku setia terbatas”
*
Dalam teater tradisi Mendu, tokoh Mendu digambarkan sebagai pahlawan. Namun, pada sudut lain, perempuan dalam posisi yang begitu rendah. Perempuan-perempuan ditempatkan sebagai gundik, pelayan, perempuan yang rela dimadu, rela ditinggal bertahun-tahun, rela berada dalam ruang kepatuhan terhadap lelaki, dan tanpa perlawanan. Kondisi ini menempatkan perempuan dalam ruang yang sempit.
Begitu pun dalam proses kreatifnya. Dalam catatan sejarah, ketika Islam belum masuk dalam ruang seni tradisi, perempuan-perempuan bebas keluar masuk panggung. Ketika penyebaran Islam terjadi, perempuan-perempuan didorong ke belakang panggung, bertugas menjahit dan menyiapkan baju, mengantar makanan, merias pelakon. Dalam pementasan, posisi tokoh perempuan diganti oleh laki-laki yang dirias menyerupai perempuan. Tidak ada perempuan di panggung, termasuk pada saat latihan. Untuk melihat para pelakon itu latihan, perempuan-perempuan hanya bisa mengintip dari celah dinding papan.
Lumrahnya, orang mengenal mendu sebatas sebagai sebuah teater. Seakan-akan mendu berdiri sendiri. Nyatanya, sebagaimana digubah dalam buku ini, mendu beranak dari rahim kebudayaan dan induk cerita yang lain.
Destriyadi Imam Nuryaddin
Harga 45.000
Judul: Islam Datang Perempuan Pulang
Penulis: Destriyadi Imam Nuryaddin
Penerbit: Basabasi
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 96 hlm.
Kategori: Puisi
Kelas: Sastra
ISBN: 978-623-305-276-4
Buku Destriyadi Imam Nuryaddin - Islam Datang Perempuan Pulang
lalu mereka yang terkapar
pahlawankah jadinya
yang ditinggal begitu saja
darah-darah mereka bersaut
berperang dengan nasib
“setia hamba setia berbalas,
setia tuanku setia terbatas”
*
Dalam teater tradisi Mendu, tokoh Mendu digambarkan sebagai pahlawan. Namun, pada sudut lain, perempuan dalam posisi yang begitu rendah. Perempuan-perempuan ditempatkan sebagai gundik, pelayan, perempuan yang rela dimadu, rela ditinggal bertahun-tahun, rela berada dalam ruang kepatuhan terhadap lelaki, dan tanpa perlawanan. Kondisi ini menempatkan perempuan dalam ruang yang sempit.
Begitu pun dalam proses kreatifnya. Dalam catatan sejarah, ketika Islam belum masuk dalam ruang seni tradisi, perempuan-perempuan bebas keluar masuk panggung. Ketika penyebaran Islam terjadi, perempuan-perempuan didorong ke belakang panggung, bertugas menjahit dan menyiapkan baju, mengantar makanan, merias pelakon. Dalam pementasan, posisi tokoh perempuan diganti oleh laki-laki yang dirias menyerupai perempuan. Tidak ada perempuan di panggung, termasuk pada saat latihan. Untuk melihat para pelakon itu latihan, perempuan-perempuan hanya bisa mengintip dari celah dinding papan.
Lumrahnya, orang mengenal mendu sebatas sebagai sebuah teater. Seakan-akan mendu berdiri sendiri. Nyatanya, sebagaimana digubah dalam buku ini, mendu beranak dari rahim kebudayaan dan induk cerita yang lain.
Destriyadi Imam Nuryaddin
Harga 45.000
Judul: Islam Datang Perempuan Pulang
Penulis: Destriyadi Imam Nuryaddin
Penerbit: Basabasi
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 96 hlm.
Kategori: Puisi
Kelas: Sastra
ISBN: 978-623-305-276-4