Husein Muhammad - Dialog Dengan Kiai Ali Yafie
Buku Husein Muhammad - Dialog Dengan Kiai Ali Yafie
“Jika kaum muslimin mengklaim agamanya sebagai agama yang shalihah li kulli
zaman wa makan dan rahmatan lil ‘alamin,” tanya Renan, seorang sarjana Eropa
terkemuka, kepada Syekh Muhammad Abduh, “maka tunjukkan kepadaku bukti
empirisnya, negara mana?” Dan Muhammad Abduh tidak sanggup menjawab
pertanyaan ini. Kenapa pasal?
Ada sejumlah problem besar yang masih menghinggapi kaum muslimin hingga hari
ini. Salah satunya, sumber-sumber pengetahuan keagamaan masih merupakan
produk pemikiran atau ijtihad kaum muslim abad pertengahan dalam nuansa
Arabia. Sementara, hidup terus bergulir, berubah, dan berganti. Dokumen
aturan yang dibuat pada masa lalu secara tekstual dan rigid itu tak lagi
maslahah (relevan) menghadapi realitas baru, bahkan bisa membebani dan
menyulitkan.
Lantas, apa jalan keluar bagi kemandekan kebudayaan bangsa-bangsa muslim
tersebut? Jawabannya: menghidupkan cahaya akal. Mengapa harus akal? Andai
kata tanpa akal, tutur Imam Ghazali, niscaya kenabian dan syariat
(hukum-hukum agama) tidak dapat dipahami. Orang yang akal pikirannya tidak
terbuka, maka ia hanya memahami agama dari kulitnya, bahkan berdasarkan
khayalan dan sejenisnya (ilusi), bukan saripati dan substansinya.
Selain tentang peran akal, banyak hal yang dibahas di buku yang memuat
dialog Kiai Husein dengan Kiai Ali Yafie ini. Misalnya, tentang Pancasila
dan ajaran Islam, HAM, Negara-Bangsa, dan lain sebagainya.
Judul: Dialog Dengan Kiai Ali Yafie
Penulis: Husein Muhammad
Penerbit: Ircisod
Tahun Terbit: 2020
Halaman: 132 hlm.
Kategori: Biografi
Kelas: Sosial
ISBN: 978-623-7378-64-8
Link pembelian buku via marketplace:
BUKALAPAK | TOKOPEDIA | SHOPEE